Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang
berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak
sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang
tidak tentram hati maupu perbuatannya, merasa khawatir. tidak tenang tingkah
lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Salah satu penyebab kegelisahan adalah sesuatu hal yang menimbulkan
ketidakpastian. kali ini saya akan membahas tentang Ketidakpastian/Kemungkinan/Probabilitas.
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu,
tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal usul yang
jelas. Ketidakpastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak
dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas. Itu semua adalah
akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan
oleh berbagai sebab yang menimbulkan pikiran menjadi kacau.
Ketidakpastian
Picu Masyarakat Mudah Marah
sumber
:
http://nasional.kompas.com/read/2012/05/07/06155827/Ketidakpastian.Picu.Masyarakat.Mudah.Marah.
JAKARTA, KOMPAS.com -
Masyarakat Indonesia saat ini semakin mudah marah dan melancarkan kekerasan di
ruang publik, meski hanya dipicu oleh hal-hal sepele. Perilaku agresif itu
akibat tekanan akibat berbagai ketidakpastian di negeri ini, mulai dari hukum,
politik, sosial, dan ekonomi.
"Kita lihat, naluri-naluri merusak dan kemarahan terpendam masyarakat kita
mudah keluar di ruang publik," kata pengajar filsafat di Sekolah Tinggi
Filsafat (STF) Driyarkara, Romo Muji Sutrisno, di Jakarta, Minggu (6/5/2012).
Penilaian itu diungkapkan sebagai respons atas berbagai kasus kekerasan di
ruang publik belakangan ini. Sebut saja, antara lain, munculnya geng motor pita
kuning pasca pembunuhan Kelasi Arifin Sirih, bentrok sebagian anggota Tentara
Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian di Gorontalo, anggota TNI menganiaya
pengendara motor di Palmerah, atau pengusaha menodongkan pistol kepada pelayan
kafe.
Bagi Muji Sutrisno, masyarakat saat ini semakin kehilangan tokoh panutan yang
baik. Tokoh atau lembaga yang diharapkan memberikan teladan dan kearifan,
ternyata sebagian justru menjadi bagian dari masalah. Sulit mencari sosok yang
benar-benar bisa dipercaya, mulai dari pemerintah, agamawan, politikus,
pengusaha, bahkan sampai tokoh masyarakat.
"Kondisi seperti ini bisa disebut sebagai distrust society alias masyarakat yang
kehilangan kepercayaan," katanya. Kondisi itu kian menjadi-jadi karena
media, terutama televisi, juga mempertontonkan kekerasan.
Kekerasan di politik, ekonomi, sosial, bahkan agama. Jika dibiarkan, bangsa ini
bisa kehilangan moralitas, etika, dan kearifan. Ini menumbuhkan krisis
keyakinan pada nurani, akal budi, dan jalan damai. Orang hanya percaya pada
kekuasaan.
"Ruang publik kehilangan moral dan berlakulah hukum rimba. Pada tingkat
paling parah, manusia akan saling memangsa atau homo homini lupus,"
katanya.
Depresi sosial dan masyarakat tanpa kepercayaan ini harus diantisipasi. Negara
harus memberdayakan dirinya untuk memenuhi tanggung jawab menjalankan
pemerintahan yang baik. Hukum ditegakkan dengan adil, demokrasi membela
kepentingan rakyat, tingkatkan kesejahteraan rakyat, dan kembalikan moralitas
dan kearifan.
"Kita harus kembali pada tujuan didirikannya negara Indonesia, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Hidup bersama diatur oleh demokrasi dan hukum
yang mengabdi pada kepentingan publik dan keadilan. Tumbuhkan peradaban yang
beretika, penuh kearifan, dan berkebudayaan," katanya.
Saran
dan Pendapat
Masyarakat Indonesia saat ini mungkin merasa jengkel, tidak puas, dan mungkin
banyak yang malah tidak peduli akan pemerintahan di Negara ini, dikarenakan
hampir semua anggota pemerintah tidak dapat dilihat lagi mana baik dan mana
yang tidak baik, mana yang jujur dan mana yang tidak jujur. Hal ini dapat
memicu ketidak pastian, keraguan bagi masyarakat untuk percaya pada
pemerintahan, dan pada akhirnya mereka tidak akan peduli lagi akan sistem
negara ini.
Bagi sebagian orang, membahas tentang risiko ketidakpastian selalu identik
dengan sesuatu yang bernuansa negatif dan merugikan sehingga harus dihindari
dan oleh karenanya kalau memungkinkan bisa direduksi sampai pada level
terkecil. Ketidakpastian seolah menjadi ancaman bagi individu atau
kelompok karena dianggap mengganggu proses pencapaian kinerja organisasional.
Padahal, kalau disimak lebih jauh, ketidakpastian justru dapat menjadi stimulan
untuk memunculkan pemikiran kreatif yang pada gilirannya dapat mendorong langkah
inovatif bagi suatu organisasi maupun perorangan.
Source : http://sunariver.blogspot.com/2012/06/ibd-manusia-dan-kegelisahan.html
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Manusia dan Kegelisahan"
Post a Comment